Sigmund Freud ( Tokoh Psikoanalisis ) membagi struktur pikiran menjadi 3 bagian yaitu id, ego, dan super ego. Id merupakan dorongan dasar. Freud berpendapat bahwa energi id bersumber dari biologis. Pada saat bayi tumbuh, id disebut libido berkembang menjadi energi yang tidak disadari berada dibawah kesadaran. Id mencari kepuasan secara langsung berdasar prinsip kenikmatan. Jika id tidak terpuaskan akan terjadi ketengangan sehingga id berusaha untuk menghilangkan ketegangan tersebut dengan memenuhi kebutuhan id atau membuat fantasi harapan. Dari sinilah ego muncul karena ego bekerja menggunakan prinsip realitas. Ego menghubungkan kebutuhan akan realitas dengan pemuasan langsung dari id namun ada rambu- rambu juga yang membatasi apakah ego akan diteruskan atau tidak yaitu adanya superego. Asumsi paradigma psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud
adalah bahwa psikopatologi disebabkan oleh konflik- konflik yang tidak
disadari dalam diri individu. Psikoterapi dengan meenggunakan teknik psikoanalisis berupaya menghapus represi yang dialami dan membantu pasien mengatasi konflik masa lalu. Teknik yang digunakan untuk menghapus represi adalah
1. Asosiasi bebas
Pasien didorong untuk membebaskan pikiran pikirannya, mengungkapkan dengan kata- kata apapun yang terbersit dalam pikiran tanpa menyensornya sebagaimana dalam kehidupan sehari hari. Diasumsikan pasien dapat mempelajari ketrampilan ini secara bertahap dan pertahanan pertahanan yang terbentuk selama bertahun tahun akhirnya dapat diruntuhkan. Apabila pasien secara tiba tiba mengganti topik analis harus menggali lebih jauh sinyal- sinyal tersebut.
2. Analis Mimpi
Teknik psikoanalisis berpendapat bahwa dalam tidur pertahanan ego melemah memberi kesempatan pada berbagai hal yang dalam kondisi normal ditekan untuk memasuki kesadaran orang yang tidur. Karena hal tersebut bersifat sangat mengancam biasanya mereka tidak memasuki kesadaran dalam wujud yang sebenarnya namun disammarkan sehingga mimpi berlangsung dengan isi yang sangat simbolik
3. Analis Transferensi
Mengacu pada respon pasien kepada analis yang tidak berkaitan dengan hubungan analis- pasien. Analis menjadi figur yang tidak tampak jelas dengan mengungkapkan sedikit kehidupan atau perasaannya. Melalui pengamatan dan analisis terhadap sikap yang ditransfer tersebut analis dapat mengetahui konflik masa kecil yang ditekan. Pada saat itulah tepatnya analis mencermati perkembangan transferensi yang mereka ciptakan dengan harapan konflik penting yang selama ini ditekan semakin dekat ke permukaan
4. Interpretasi
Analis menunjukkan kepada pasien makna sebenarnya beberapa perilaku. Fokus utama interpretasi ini adalah mekanisme pertahanan merupakan alat bawah sadar ego untuk menghindari konfrontasi dengan kecemasan.
Sumber : PSikologi Abnormal : Gerald C Davison, John M. Neale, Ann M. Kring.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar