Entri Populer

Minggu, 27 Maret 2011

Kepribadian Sehat menurut Teori Behavioristik

Teori-teori behavioristik menekankan proses belajar serta peranan
lingkungan yang merupakan kondisi langsung belajar dalam
menjelaskan perilaku. Menurut teori-teori behavioristik, semua
bentuk tingkah laku manusia merupakan hasil belajar yang bersifat
mekanistik lewat proses penguatan.
Pendekatan behaviorisme merupakan perspektif tentang
karakteristik alamiah manusia dan strategi ilmiah untuk
mempelajari individu. Pendekatan teori pembelajaran behavioristik
terhadap kepribadian memiliki dua asumsi dasar, yaitu:
1. Perilaku harus dijelaskan dalam kerangka pengaruh kausal
lingkungan terhadap diri orang tersebut
2. Pemahaman terhadap manusia harus dibangun berdasarkan
riset ilmiah objektif dimana variabel dikontrol dengan seksama
dalam eksperimen laboratorium.
Menurut pandangan behavioristik, individu bertindak karena
kekuatan lingkungan yang menyebabkan ia melakukan hal
tersebut. Perilaku bersifat responsif terhadap variabel penguatan
dalam lingkungan dan lebih tergantung pada situasi. Behavioris
menyadari bahwa individu memiliki pikiran dan perasaan, akan
tetapi pikiran dan perasaan tersebut sebagai perilaku yang juga
disebabkan oleh lingkungannya. Kepribadian menurut pandangan ini
merupakan pola deskriptif pengalaman psikologis yang pada
kenyataannya diakibatkan oleh lingkungan.
Jadi dapat disimpulkan untuk membentuk  suatu kepribadian yang sehat harus ditunjang dengan lingkungan yang sehat pula.

Kepribadian Sehat menurut Teori Psikoanalisa

Apakah arti Kepribadian sehat? Apa sih kepribadian? Berdasarkan teori kepribadian ada 3 aliran yang menjelaskan mengenai kepribadian Yaitu aliran Psikoanalisa, aliran Behavioristik dan aliran Humanistik. Disini akan kita uraikan kepribadian menurut aliran Psikoanalisa
 Sigmund Frued, pendiri Psikoanalisa, adalah ahli psikologi pertama yang memfokuskan perhatiannya kepada totalitas kepribadian manusia,bukan kepada bagian-bagiannya yang terpisah.
Sebagaimana tubuh fisik yang mempunyai struktur : kepala, kaki, lengan dan batang tubuh, Sigmund Frued, berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga mempunyai struktur, meski tentu tidak terdiri dari bagian-bagian dalam ruang. Struktur jiwa tersebut meliputi tiga instansi atau sistem yang berbeda. Masing-masing sistem tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi : Id, Ego, dan Superego.

  1. Id adalah struktur paling mendasar dari kepribadian, seluruhnya tidak disadari dan bekerja menurut prinsip kesenangan, tujuannya pemenuhan kepuasan yang segera
  2. Ego berkembang dari id, struktur kepribadian yang mengontrol kesadaran dan mengambil keputusan atas perilaku manusia. Superego, berkembang dari ego saat manusia mengerti nilai baik buruk dan moral.
  3. Superego merefleksikan nilai-nilai sosial dan menyadarkan individu atas tuntuta moral. Apabila terjadi pelanggaran nilai, superego menghukum ego dengan menimbulkan rasa salah. 
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa kepribadian yang sehat menurut teori psikoanalisa adalah adanya keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan antara id, ego, dan superego.

Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

Pada zaman dahulu orang mengira penyebab penyakit mental adalah syetan, roh, dan dosa dosa. Untuk mengobati orang yang terkena penyakit mental mereka dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Hal ini sungguh tidak berpeikemanusiaan. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam  menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Orang yang berjasa dalam mengatasi penyakit ini adalah Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris . Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan
Setelah masa pra ilmiah masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh. Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
  1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
  2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
  3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
  4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

Sumber
[1] Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: CV. Mandar Maju, 1989,
[2] Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental…
[3] Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986, hal. 50-76.
[4] Moeljono Notosoedirdjo, Kesehatan Mental; Konsep dan Penerapan, Malang: Universitas  Muhammadiyah Malang, 2002, hal. 14.


Konsep kesehatan

Sehat itu mahal harganya..Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat..Dari pepatah tersebut  menggambarkan betapa pentingnya kesehatan. Kesehatan sangat bernilai harganya tidak bisa dinilai dengan uang sebanyak apapun. Kesehatan merupakan anugrah dari Tuhan YME sehingga kita perlu menjaga dan merawat tubuh kita. Untuk mendapatkan tubuh yang sehat, kita harus hidup seimbang misalnya dengan berolah raga teratur, makan makanan dengan gizi seimbang,  tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, cukup tidur, selalu berfikiran positif, dll. Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk mencapai hidup seimbang yang terpenting adalah adanya keseimbangan antara jasmani dan rohani. Jasmani dan rohani saling mempengaruhi satu sama lain. Bila kita selalu berfikiran positif maka akan tercipta tubuh yang sehat tetapi bila kita selalu berprasangka buruk maka secara otomatis bisa mempengaruhi kesehatan. Jadi rohani yang sehat akan mempengaruhi fungsi kerja biologis secara baik pula. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan definisi sehat adalah keadaan dimana jasmani dan rohani berada dalam  satu keseimbangan. Seseorang dikatakan sehat bila jasmani dan rohaninya sehat pula. Orang yang terkena suatu penyakit dikatakan tidak sehat dan orang gila pun juga dikatakan tidak sehat pula.