Berbagai film yang pernah saya lihat, film Temple
Grandin adalah film yang paling menarik perhatian dan paling berkesan bagi saya.
Film ini menceritakan seorang anak perempuan yang menderita autis. Anak ini
bernama Temple Grandin.
Temple Grandin adalah seorang gadis 'istimewa'. Sejak
berumur 4 tahun Ia sudah divonis menderita autisme akut sehingga membuat
dirinya berbeda dengan kebanyakan gadis lain seumurnya. Seperti penderita
autisme pada umumnya, Grandin mengalami kesulitan untuk dapat mengekspresikan
emosinya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, dan hidup dalam dunianya
sendiri, mungkin hanya sang ibu, Eustacia (Julia Ormond) dan bibinya, Anne
(Catherine O'Hara) yang selama ini paling mengerti diri Grandin dan menjadi
penyemangatnya dalam menjalani kehidupannya.
Seperti yang sudah disinggung diatas, Grandin adalah gadis
yang istimewa. Ya, kelainan yang menjadi kelemahan terbesarnya ternyata juga
menjadi berkat luar biasa baginya. Grandlin melihat dunia dengan caranya
sendiri. Hanya dengan melihat sebuah objek tertentu Grandlin dengan cepat dapat
mengingatnya, tidak peduli sudah berapa lama ia melihatnya, ia selalu dapat
memberikan gambaran secara rinci apa yang dilihatnya. Dia mempunyai ingatan
yang sangat kuat dari apa saja yang pernah ia lihat dan sangat andal dalam
melakukan perhitungan dari apa yang dia lihat. Bakat iniliah yang tampaknya
berhasil di 'endus' oleh, Professor Carlock (David Strathairn), pengajar sains
disekolah tempat Grandin yang kemudian mendorongnya untuk membuka dirinya
kepada dunia melalui pendidikan yang lebih tinggi lagi.
Tidak mudah memang bagi seorang penderita autisme seperti
Grandin untuk dapat diterima di dunia 'normal'. Namun sekali lagi berkat
kegigihannya dan kerja keras, dukungan luar biasa dari orang-orang tercinta dan
'bakat' hebatnya, Grandin membuktikan kepada dunia bahwa orang sepertinya juga
mampu berbuat banyak, bahkan lebih dari yang bisa dilakukan orang normal
sekalipun. Salah satu jasa Grandin adalah dalam bidang peternakan diamana dia
berhasil merancang kandang sapi yang membuat sapi-sapi itu tidak disiksa saat
dipotong karena sapi-sapi itu akan berjalan dengan sendirinya menuju tempat
pemotongan mengikuti alur kandang yang dirancang Grandin.
Film Temple Grandin ini memberikan sebuah tontonan yang
menghibur dan memberikan inspirasi dan motivasi bagi para orang tua yang
mempunyai anak yang autis. Orang tua yang mempunyai anak autis akan memberikan
dukungan dan perhatian kepada anak-anak mereka yang menderita autis sehingga anak autis tidak
akan terkucil dan bisa mengembangkan bakat terpendamnya.